18 kiat manajemen waktu, strategi, dan solusi cepat untuk menyelesaikan pekerjaan terbaik

Foto wajah kontributor Julia MartinsJulia Martins
12 Februari 2025
11 menit baca
facebookx-twitterlinkedin
18 time management tips, strategies, and quick wins to get your best work done article banner image
Cek Templat
Tonton demo

Saat ini, kita terus terganggu oleh alat, notifikasi, email, media sosial—dan lain-lain. Dalam ekonomi distraksi kita, kekacauan telah menjadi hal yang biasa.

Hampir tidak mungkin untuk fokus pada hal yang benar-benar penting atau mengetahui apakah Anda memprioritaskan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat. Rencana Anda untuk hari itu hilang begitu saja karena tugas prioritas tinggi, pesan yang tampaknya mendesak, dan pemberitahuan yang tiada habisnya. Untuk mengimbangi kecepatan pekerjaan, 80% pekerja intelektual melaporkan bekerja sambil membiarkan kotak masuk atau aplikasi komunikasi lain terbuka. Akibatnya, pekerja kurang efisien, dan pesan, tindakan, serta batas waktu lebih mungkin terlewatkan.

Templat manajemen waktu dapat membantu Anda menghemat waktu dan menghadirkan lebih banyak kesadaran penuh ke dalam rutinitas harian Anda. Alih-alih membiarkan daftar tugas menentukan cara Anda menghabiskan waktu, Anda dapat menggunakan strategi manajemen waktu untuk menetapkan prioritas harian secara sadar dan berfokus pada pekerjaan yang paling relevan.

Tidak ada satu cara yang tepat untuk mengelola waktu Anda. Dalam artikel ini, kami akan membahas 18 kiat, strategi, dan solusi cepat untuk membantu Anda mengendalikan kembali tugas—dan waktu Anda.

Apa itu manajemen waktu?

Manajemen waktu adalah praktik mengelola pekerjaan untuk memastikan Anda menggunakan waktu sebaik mungkin. Manajemen waktu dapat meningkatkan produktivitas —tetapi keuntungan terbesar dari manajemen waktu yang efektif adalah kemampuan untuk memprioritaskan hari Anda dengan lebih baik sehingga Anda dapat meluangkan waktu untuk beristirahat dan merawat diri.

Baca: Cara menjadi lebih produktif: 13 kiat untuk dipraktikkan sekarang

Manfaat manajemen waktu

Strategi manajemen waktu yang baik dapat membantu Anda mengatur dan memprioritaskan tugas sehingga Anda dapat:

  • Merasa memiliki lebih banyak waktu dalam hari Anda. Jika Anda mengetahui dengan jelas penggunaan waktu, Anda mungkin akan mengurangi tugas yang tidak perlu, tidak memprioritaskan pekerjaan yang tidak perlu diselesaikan hari ini, dan menyelesaikan banyak hal dalam waktu yang lebih singkat. Anda tidak akan benar-benar memiliki lebih banyak waktu dalam sehari, tetapi Anda mungkin menemukan bahwa Anda menyelesaikan lebih banyak hal dalam jumlah waktu yang sama.

  • Menetapkan batasan antara waktu kerja dan waktu pribadi. Meningkatkan manajemen waktu Anda bukan berarti memaksakan setiap detik produktivitas yang Anda miliki di tempat kerja. Sebaliknya, strategi ini dapat membantu Anda menyelesaikan pekerjaan terpenting—dan mengidentifikasi pekerjaan yang dapat ditunda hingga besok. Dengan memprioritaskan pekerjaan yang perlu diselesaikan hari ini dan menjelaskan pekerjaan yang dapat ditunda ke lain waktu, Anda juga menetapkan batasan antara waktu kerja dan waktu pribadi.

  • Mengurangi stres. Tanpa manajemen waktu yang efektif, Anda dapat merasa tidak pernah memiliki cukup waktu di tempat kerja. Anda mungkin merasa seperti berlari ke sana kemari dan memadamkan api—yang dapat menyebabkan peningkatan stres dan, pada akhirnya, burnout. Menurut Indeks Anatomi Kerja, 71% pekerja intelektual melaporkan merasa burnout setidaknya sekali di 2020.

  • Meningkatkan produktivitas. Ada berbagai kiat manajemen waktu untuk membantu mengurangi penundaan dan meningkatkan produktivitas. Dengan mengidentifikasi prioritas utama Anda untuk hari itu, Anda tidak hanya akan lebih produktif—Anda juga dapat merasa yakin bahwa Anda mengerjakan hal yang tepat setiap hari.

  • Hentikan kebiasaan buruk. Tidak ada yang ingin menunda-nunda. Namun, seiring berjalannya waktu, kebiasaan buruk dapat menumpuk dan menghalangi pekerjaan berdampak tinggi. (Percayalah, kami juga pernah mengalaminya.) Strategi manajemen waktu dapat membantu Anda mengidentifikasi dan menghilangkan kebiasaan buruk.

Kelola dan prioritaskan tugas dengan Asana

6 strategi manajemen waktu untuk meningkatkan produktivitas

Salah satu cara termudah untuk membangun keterampilan manajemen waktu Anda adalah dengan memasukkan strategi manajemen waktu yang sudah teruji ke dalam rutinitas harian Anda. Strategi manajemen waktu membantu Anda menetapkan batas waktu untuk pekerjaan, menangani satu tugas pada satu waktu, dan menjadwalkan hari Anda dengan lebih terencana.

1. Pengotakan waktu

Pengotakan waktu adalah strategi manajemen waktu yang berorientasi pada gol, di mana Anda menyelesaikan pekerjaan dalam "timebox". Strategi ini sangat efektif jika Anda tidak yakin berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk setiap tugas dan ingin menyiapkan daftar tugas dengan lebih matang.

Pengotakan waktu membantu Anda memecah tugas besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, lalu menyelesaikan bagian-bagian tersebut dalam waktu yang wajar. Setiap tugas harus memiliki timebox uniknya sendiri yang tidak lebih dari tiga jam. Misalnya, jika Anda perlu menulis postingan blog, Anda dapat membuat kotak waktu dua jam untuk menulis garis besar. Kemudian, setelah beristirahat, Anda dapat membuat kotak waktu tiga jam lagi untuk memulai draf pertama. Dengan membagi pekerjaan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, Anda dapat membuat kemajuan yang stabil menuju gol Anda selama berhari-hari atau berminggu-minggu.

Baca: Coba pengotakan waktu: Strategi manajemen waktu berorientasi gol

2. Pemblokiran slot waktu

Pemblokiran waktu mirip dengan Pengotakan waktu, tetapi alih-alih menjadwalkan waktu tertentu untuk setiap tugas, Anda akan mengalokasikan periode yang ditetapkan di kalender untuk pekerjaan terkait. Saat menggunakan pemblokiran waktu untuk menjadwalkan pekerjaan, Anda membagi minggu kerja menjadi slot waktu terpisah secara efektif, yang memungkinkan Anda mengerjakan proyek, berkomunikasi dengan rekan kerja, istirahat, atau bahkan berolahraga. Pemblokiran waktu dapat membantu Anda meluangkan lebih banyak waktu untuk alur dan deep work dengan memungkinkan Anda untuk fokus tanpa terganggu.

Untuk membuat blok waktu, mulailah dengan mencari tahu prioritas harian atau mingguan Anda. Kemudian, kelompokkan tugas-tugas serupa agar dapat dikerjakan secara bersamaan. Terakhir, berlatihlah menjadwalkan blok waktu fokus di Kalender untuk membantu Anda mematuhi jadwal yang diblokir waktu.

Baca: Apa Anda melakukan pemblokiran slot waktu pada Kalender? Berikut alasan Anda harus memulainya sekarang

3. Metode Pomodoro

Mirip dengan pengotakan waktu dan pemblokiran waktu, metode Pomodoro membantu Anda menangani pekerjaan dalam rentang waktu singkat, lalu beristirahat di antara sesi kerja. Strategi manajemen waktu Pomodoro sangat membantu karena secara aktif mendorong istirahat rutin, yang baik untuk motivasi intrinsik —dan baik untuk otak Anda. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa beristirahat membuat orang lebih kreatif.

Untuk menggunakan metode Pomodoro, Anda memerlukan timer, daftar tugas yang diprioritaskan, dan fitur "tunda" pada notifikasi Anda. Mulailah dengan mengatur timer selama 25 menit, dan cobalah untuk menghabiskan waktu itu secara eksklusif untuk mengerjakan tugas—hindari memeriksa pesan teks atau media sosial jika memungkinkan. Kemudian, setelah waktu habis, istirahat selama lima menit. Idealnya, lakukan aktivitas fisik selama istirahat, seperti mengambil camilan atau berdiri untuk melakukan peregangan—tetapi Anda boleh memeriksa perangkat atau melihat apakah ada notifikasi penting saat Anda berfokus pada tugas.

Ulangi proses bekerja selama 25 menit, lalu istirahat selama lima menit sebanyak empat kali. Kemudian, setelah sesi kerja keempat, istirahatlah selama 20-30 menit.

4. Eat the Frog

Mark Twain terkenal dengan pernyataan, "Jika tugas Anda adalah memakan katak, sebaiknya lakukan di pagi hari." Strategi manajemen waktu Eat the Frog mengambil inspirasi dari kutipan ini dan mendorong Anda untuk menangani tugas besar atau kompleks terlebih dahulu sebelum mengerjakan pekerjaan yang kurang penting atau kurang mendesak. Strategi ini sangat membantu jika Anda membagi hari antara pekerjaan rutin harian dan tugas prioritas tinggi.

Dengan metode Eat the Frog, Anda dapat memastikan bahwa Anda mengerjakan pekerjaan terpenting setiap hari. Untuk memulai strategi manajemen waktu ini, pastikan Anda melacak pekerjaan dan prioritas di alat terpusat. Cari cara untuk menghubungkan tugas harian Anda dengan gol perusahaan. Dengan begitu, Anda dapat mengidentifikasi tugas yang harus diprioritaskan setiap hari dengan lebih baik dan memastikan Anda menyelesaikan tugas-tugas itu terlebih dahulu. Kemudian, setelah Anda 'memakan katak' pada hari itu, Anda dapat melanjutkan ke pekerjaan lainnya.

5. Prinsip Pareto

Jika memakan katak di pagi hari tidak terdengar menggugah selera, Anda mungkin lebih suka strategi manajemen waktu Pareto. Prinsip Pareto adalah kebalikan dari metode Eat the Frog—strategi ini mendorong Anda untuk menyelesaikan tugas cepat, jadi Anda dapat merasa lebih puas dan termotivasi saat memulai hari Anda.

Sering disebut "aturan 80/20", prinsip Pareto memiliki satu aturan mendasar: Anda menghabiskan 20% waktu untuk 80% pekerjaan. Jika Anda dapat menyelesaikan 80% tugas dengan relatif cepat, Anda dapat meluangkan hari kerja untuk menangani 20% pekerjaan yang akan memakan 80% waktu Anda.

6. Menyelesaikan Semua Tugas (GTD)

Metode Getting Things Done diciptakan oleh David Allen pada awal 2000-an. Menurut Allen, langkah pertama untuk menyelesaikan sesuatu adalah menuliskan semua yang perlu dilakukan. Dengan membebaskan kekuatan otak dan mengandalkan alat manajemen tugas, Anda dapat berfokus untuk mengambil tindakan—dan tidak mengingat hal yang perlu dilakukan.

Untuk menggunakan metode GTD, catat semua pekerjaan mendatang di satu tempat. Kemudian, setelah menuliskan semua yang perlu dilakukan, sortir dan prioritaskan pekerjaan Anda. Misalnya, Anda mungkin memiliki pekerjaan yang tidak perlu lagi dilakukan (yang masuk ke "sampah"), pekerjaan yang ingin Anda lakukan pada akhirnya tetapi tidak sekarang (yang masuk ke proyek atau folder "nanti"), pekerjaan yang bergantung pada tugas lain, dan sebagainya. Alat ini harus mencatat semua detail—tugas Anda adalah mengambil tindakan terhadapnya.

Kesal karena tidak dapat menyelesaikan pekerjaan? Kuasai metode GTD dalam 5 langkah

6 kiat manajemen waktu untuk menyelesaikan lebih banyak pekerjaan

Anda mungkin suka atau tidak suka menggunakan strategi manajemen waktu yang sudah ada untuk menata pekerjaan. Tidak semua strategi manajemen waktu efektif untuk setiap orang—itulah sebabnya ada begitu banyak strategi sejak awal. Sebagai gantinya, cobalah enam kiat ini untuk membangun keterampilan manajemen waktu Anda.

1. Hubungkan pekerjaan harian dengan gol

Manajemen waktu tidak selalu tentang menyelesaikan semua pekerjaan Anda. Sebaliknya, ini tentang mengidentifikasi dan memprioritaskan pekerjaan terpenting Anda. Untuk melakukannya, Anda perlu menghubungkan pekerjaan sehari-hari dengan gol tim atau perusahaan sehingga Anda dapat mengidentifikasi tugas terpenting yang harus ditangani setiap hari. Namun, menurut survei terbaru terhadap lebih dari 6.000 pekerja intelektual global, hanya 26% pegawai yang menyatakan bahwa mereka memiliki pemahaman yang sangat jelas tentang keterkaitan pekerjaan individu mereka dengan gol perusahaan.

Cara terbaik untuk mengoordinasikan pekerjaan dan prioritas di semua tingkat organisasi Anda adalah dengan Alat manajemen kerja. Dengan manajemen kerja, Anda dapat menghubungkan pekerjaan harian dan proyek tim dengan tujuan perusahaan, jadi anggota tim selalu memahami cara pekerjaan mereka memengaruhi prioritas perusahaan.

Saat menghubungkan gol dengan pekerjaan harian, ada baiknya Anda mencatat tugas-tugas itu dalam templat daftar periksa harian. Dengan cara ini, Anda tidak hanya selaras dengan prioritas perusahaan, tetapi juga memiliki daftar yang jelas untuk memutuskan hal yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

quotation mark
Untuk memastikan kami memprioritaskan pekerjaan yang tepat, kami menggunakan OKR untuk menetapkan gol triwulanan yang menyokong gol dua tahunan. Setiap minggu, pimpinan tim kami memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan tim selaras dengan gol ini.”
Badrul Farooqi, Manajer Produk, Figma

2. Prioritaskan dan tata pekerjaan Anda

Baik Anda menyukai metode Eat the Frog atau lebih memilih pendekatan Getting Things Done, Anda harus mengetahui tugas mana yang penting. Anda pasti akan memiliki tugas yang prioritasnya berubah atau batas waktu yang berubah. Jika tidak memiliki kejelasan tentang pekerjaan mana yang lebih penting, Anda tidak akan dapat menyesuaikan dan memprioritaskan pekerjaan yang tepat.

Mengapa memprioritaskan pekerjaan itu penting? Anda mungkin sudah tidak asing dengan burnout, yang setiap tahunnya memengaruhi makin banyak pegawai global. Namun, yang kurang didokumentasikan adalah bagaimana prioritas yang tidak jelas berkontribusi pada burnout. Menurut Indeks Anatomi Kerja, 29% pekerja intelektual yang melaporkan mengalami burnout menyebutkan perasaan kewalahan karena kurangnya kejelasan tentang tugas dan peran sebagai faktor penyebabnya. Mengetahui tugas yang harus diprioritaskan dapat membantu mengurangi perasaan itu dan meningkatkan kepercayaan diri bahwa Anda mengerjakan tugas yang tepat setiap hari.

Kelola dan prioritaskan tugas dengan Asana

3. Rencanakan lebih awal di akhir setiap hari

Hari kerja sering kali terasa seperti perebutan karena kita sudah terlambat saat memulai. Jika Anda tipe orang yang membaca email setiap pagi untuk mencoba mencari tahu hal yang harus diprioritaskan hari itu, Anda tidak sendirian. Untungnya, ada cara yang lebih baik.

Alih-alih mencoba mencari tahu apa yang harus Anda lakukan di pagi hari, luangkan lima menit terakhir setiap hari untuk mempersiapkan hari berikutnya. Ini dapat meningkatkan motivasi karena Anda tahu persis hal yang Anda lakukan setiap hari bahkan sebelum Anda masuk. Ini juga merupakan cara yang berguna untuk memastikan Anda akan menyelesaikan pekerjaan terpenting setiap hari. Alih-alih menanggapi email atau permintaan pada pukul 16.30, Anda dapat memastikan untuk memasukkan pekerjaan penting itu ke dalam jadwal hari berikutnya.

4. Katakan "tidak" atau delegasikan

Salah satu keuntungan dari memperjelas prioritas adalah Anda juga akan memahami hal yang tidak terlalu prioritas. Tidak selalu mudah untuk mengatakan "tidak" pada pekerjaan—tetapi akan membantu jika Anda dapat menjelaskan bahwa Anda mengatakan "tidak" karena pekerjaan tidak selaras dengan prioritas Anda saat ini. Menentukan prioritas untuk diri sendiri—dan menyampaikan prioritas tersebut kepada anggota tim—dapat memberikan kejelasan yang lebih baik kepada semua orang.

Jika pekerjaan harus diselesaikan, tetapi masih belum menjadi prioritas bagi Anda, lihat apakah Anda dapat mendelegasikannya kepada anggota tim lain. Ingat—memberikan tugas tidak berarti tugas itu tidak penting, itu hanya berarti pekerjaan tidak sesuai dengan prioritas Anda saat ini. Bisa jadi pekerjaan ini lebih relevan dengan keahlian orang lain—dan saat Anda menugaskannya kembali kepada mereka, Anda memastikan pekerjaan itu diselesaikan oleh orang terbaik untuk pekerjaan tersebut.

quotation mark
Strategi yang kami terapkan untuk memastikan efisiensi tim adalah dengan menjelaskan hal yang akan dan tidak akan dilakukan sebagai tim... Dengan visibilitas yang jelas tentang pekerjaan, Anda dapat lebih mudah mengambil keputusan terkait hal yang akan dan tidak akan menjadi fokus Anda. Jika Anda dapat menjelaskan hal tersebut dengan sangat baik, ini akan membantu mendorong efisiensi dan kejelasan seputar hal yang perlu difokuskan oleh tim kita.”
Jay McBride, manajer dukungan Pengembangan Format, Woolworths

5. Audit tugas Anda

Mirip dengan mengatakan "tidak" pada pekerjaan, luangkan waktu untuk melihat-lihat Tugas yang Anda kerjakan beberapa waktu lalu dan masih dikerjakan. Adakah hal yang saat ini menjadi tanggung jawab Anda yang tidak lagi selaras dengan gol tim?

Saat menemukan tugas-tugas ini, tanyakan pada diri sendiri apakah pekerjaan ini perlu diselesaikan. Jika tidak lagi penting bagi tim, pertimbangkan untuk menunda pekerjaan tersebut. Jika tugas masih perlu diselesaikan, tanyakan kepada diri sendiri apakah Anda orang yang paling tepat untuk pekerjaan itu—dan jika tidak, lakukan latihan delegasi yang sama untuk mencari tahu siapa orang yang tepat.

6. Jangan gunakan daftar tugas yang ditulis tangan—gunakan alat

Jika Anda masih melacak pekerjaan secara manual, saatnya untuk meningkatkan ke alat online. Meskipun mencatat secara manual mungkin terasa memuaskan, daftar tugas tertulis tidak tertata, rawan kesalahan, mudah hilang, dan tidak efektif.

Sebagai gantinya, pastikan sebagian besar manajemen proyek Anda dilakukan di alat khusus. Alat manajemen proyek menawarkan berbagai fitur yang memudahkan Anda untuk memanfaatkan waktu secara maksimal. Dengan alat manajemen proyek, Anda dapat:

  • Mengoordinasikan pekerjaan lintas fungsi dan melacak dengan tepat siapa yang mengerjakan apa dan sebelum kapan.

  • Berkomunikasi tentang pekerjaan, membagikan umpan balik, dan melaporkan status proyek di satu tempat.

  • Melacak progres secara real time untuk melihat posisi pekerjaan secara akurat.

  • Melihat tenggat dan dependensi sehingga Anda dapat mencapai gol tanpa kesulitan.

Selain itu, jika Anda merasa tidak ada yang lebih memuaskan daripada mencoret tugas dari daftar tugas tertulis, tunggu hingga Anda melihat sekelompok Makhluk perayaan terbang melintasi layar komputer Anda.

Makhluk perayaan yang terbang melintasi layar proyek Asana dalam Tampilan Daftar (tampilan kisi bergaya spreadsheet) setelah menyelesaikan milestone proyek

6 solusi cepat manajemen waktu

Strategi dan kiat manajemen waktu yang kami uraikan di atas sangat membantu—tetapi butuh waktu untuk menerapkannya. Ingin memulai dalam lima menit ke depan? Coba enam kemenangan cepat ini untuk meningkatkan manajemen waktu Anda sekarang.

1. Tunda notifikasi

Kita terus-menerus beralih antar-aplikasi, notifikasi, dan tugas. Faktanya, rata-rata pekerja intelektual beralih antara 10 aplikasi hingga 25 kali per hari. Itulah sebabnya lebih sulit untuk fokus pada tugas yang ada dan masuk ke alur yang baik, yang berarti pekerjaan membutuhkan waktu lebih lama.

Jika memungkinkan, nonaktifkan notifikasi atau gunakan fitur "Jangan Ganggu" untuk menonaktifkan notifikasi untuk sementara. Dengan begitu, Anda dapat melakukan deep work—sembari memberi tahu tim bahwa Anda akan menghubungi mereka nanti. Sebagian besar alat menunjukkan bahwa Anda sedang tidak aktif untuk sementara, jadi anggota tim tahu bahwa mereka tidak akan langsung mendapatkan balasan dari Anda. Jika perlu, mereka biasanya dapat memilih untuk mengganti fitur tersebut, jadi Anda tidak pernah benar-benar tidak bisa dihubungi.

quotation mark
Saya mengalokasikan waktu antara rapat untuk pekerjaan yang membutuhkan fokus dan istirahat singkat—dan mengatur Slack saya ke "tidak mengganggu" sehingga orang lain tahu saya tidak tersedia.”
Julia Bersin, Manajer Senior Demand Generation, Guru

2. Atur ruang fisik Anda

Ingat kembali betapa bersihnya meja Anda saat pertama kali menyiapkannya. Anda mungkin memiliki monitor komputer, keyboard, dan mungkin notepad, tetapi mungkin tidak banyak hal lain. Jika Anda seperti kami, meja yang bersih itu tidak bertahan lama. Seiring berjalannya waktu, Anda pasti menumpuk kertas, kotak, buku, stiker catatan, dan kabel yang berserakan.

Meja yang berantakan mungkin tidak terlihat berdampak besar, tetapi kekacauan visual dapat memengaruhi kekacauan mental dan menyulitkan untuk fokus. Istirahatlah selama lima menit untuk menata meja Anda. Buang kertas yang tidak lagi diperlukan, tumpuk buku dalam baris yang rapi, dan gulung kabel yang berserakan. Kemudian, saat kembali bekerja, Anda mungkin merasa lebih mudah untuk fokus.

3. Kelompokkan tugas serupa

Setiap kali Anda berpindah tugas, otak Anda harus menemukan konteks dan informasi yang relevan untuk tugas baru itu dan mengaktifkan pengetahuan itu di benak Anda. Tentu, otak Anda hanya perlu beberapa detik untuk melakukan itu—tetapi jika Anda terus-menerus beralih di antara tugas dan proyek, itu berarti Anda memaksa otak untuk bekerja lembur.

Hal ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas—belum lagi peningkatan kelelahan di penghujung hari. Jadi, cobalah untuk mengelompokkan tugas-tugas serupa. Lihat apakah Anda dapat mengerjakan semua tugas untuk satu proyek, atau semua tugas untuk hasil akhir yang sama, dalam blok waktu yang sama. Saat melakukannya, Anda akan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk beralih konteks dan lebih banyak waktu untuk berfokus menyelesaikan pekerjaan berdampak tinggi.

quotation mark
Bekerja dalam kelompok, terutama dengan perencanaan, sangat membantu Anda memprioritaskan pekerjaan sekaligus memberi Anda kemampuan untuk bersikap dinamis terhadap hal yang sedang terjadi atau yang mungkin akan terjadi.”
Alex Maroldi, Kepala Perdagangan, Youth to the People

4. Kerjakan tugas singkat di sela-sela rapat atau waktu fokus

Anda mungkin memiliki beberapa tugas setiap hari yang membutuhkan waktu lima atau 10 menit untuk diselesaikan. Ini mungkin tanggapan cepat kepada anggota tim, memperbaiki kesalahan ketik pada dokumen, atau mengirimkan formulir permintaan kerja kepada rekan kerja lain.

Jika Anda memiliki jenis pekerjaan ini, simpan di tempat yang mudah diakses—seperti alat manajemen proyek—tetapi jangan langsung mengerjakannya. Sebaliknya, simpan tugas-tugas ini selama lima menit di antara rapat atau 10 menit segera setelah makan siang saat Anda kembali ke rutinitas. Anda tidak hanya akan dapat dengan cepat menangani pekerjaan ini—dan merasa nyaman untuk melakukannya—tetapi juga tidak akan menghabiskan energi mental berharga yang dapat dihabiskan untuk pekerjaan yang lebih kompleks.

5. Berhenti mencoba multitasking

Sederhananya, multitasking adalah mitos. Meskipun mungkin terasa seperti melakukan lebih dari satu hal sekaligus, saat mencoba melakukan banyak tugas sekaligus, Anda sebenarnya memaksa otak untuk beralih dengan cepat di antara tugas-tugas tersebut. Setiap kali Anda berpindah tugas, otak Anda perlu menemukan informasi dan konteks untuk tugas tersebut. Ini tidak hanya membutuhkan lebih banyak upaya daripada sekadar berfokus pada satu daftar tugas, tetapi juga membuat otak Anda kelelahan.

Alih-alih melakukan banyak tugas sekaligus, fokuslah untuk mengerjakan satu tugas pada satu waktu agar Anda dapat masuk ke alur saat bekerja. Keadaan alur terjadi saat Anda sangat fokus sehingga Anda merasa seperti "dalam zona." Saat Anda masuk ke dalam alur, Anda dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dengan lebih efisien karena otak Anda hanya berfokus pada satu tugas dalam satu waktu.

Baca: 5 mitos multitasking yang terbongkar, plus 6 cara menjadi produktif tanpa beralih tugas

6. Istirahat

Ini mungkin tampak berlawanan dengan intuisi, tetapi salah satu hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan manajemen waktu adalah beristirahat. Kita cenderung bereaksi terhadap perasaan tertinggal dalam pekerjaan hanya dengan melakukan lebih banyak pekerjaan, tetapi otak Anda membutuhkan waktu untuk beristirahat dan memulihkan tenaga. Jika Anda bekerja berlebihan dan kelelahan, Anda tidak akan dapat menyelesaikan apa pun, apalagi menangani pekerjaan terpenting.

Jika istirahat terasa sulit dilakukan, Anda tidak sendirian. Menurut penelitian kami, 32% pekerja intelektual yang merasa burnout melaporkan bahwa tidak dapat berhenti memikirkan atau berhenti menanggapi pekerjaan adalah faktor yang meningkatkan burnout. Karena mereka tidak bisa berhenti, mereka menjadi kelelahan, dan ketika mereka kelelahan, mereka tidak bisa berhenti—ini adalah siklus yang tidak pernah berakhir.

Jika Anda kesulitan mengingat untuk beristirahat, pertimbangkan untuk menjadwalkannya ke dalam Kalender. Kemudian, saat istirahat muncul di Kalender, paksa diri Anda untuk mengambilnya—bahkan jika Anda hanya berdiri untuk meregangkan tubuh. Meskipun mungkin terasa menegangkan untuk beristirahat, Anda akan merasa lebih baik setelah melakukannya.

quotation mark
Untuk membantu memastikan Anda tidak kelelahan saat bekerja dari jarak jauh, temukan cara baru di dunia digital ini untuk memisahkan diri dari layar dan meluangkan waktu yang Anda butuhkan. Selain itu, saya sangat merekomendasikan pesta dansa satu menit–cukup berdiri dan bergerak.”
Elise Melendez, Manajer Pemasaran, American Marketing Association

Kendalikan waktu Anda

Pada akhirnya, manajemen waktu lebih merupakan kondisi pikiran daripada hal lain. Untuk mengelola waktu secara efektif, prioritaskan pekerjaan Anda agar Anda tahu hal yang harus dikerjakan setiap hari. Alih-alih membiarkan daftar tugas menentukan prioritas, fokuskan perhatian pada niat Anda untuk benar-benar mendorong dampak.

Untuk memulai, pastikan Anda melacak pekerjaan di alat terpusat. Siap memulai? Pelajari cara Asana dapat membantu Anda mengatur tugas dan mencapai hasil akhir.

Kelola dan prioritaskan tugas dengan Asana

Sumber daya terkait

Artikel

The difference between hard and soft skills: Examples from 14 Asanas